Jambi – Radikalisme dan terorisme merupakan ancaman nyata yang dapat menyusup ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk di kalangan pelajar. Pemahaman sejak dini menjadi langkah penting dalam membentengi generasi muda dari pengaruh ideologi yang menyimpang dan merusak.
Sebagai bentuk upaya preventif, Kodim 0415/Jambi memberikan materi sosialisasi tentang bahaya radikalisme dan terorisme kepada 50 siswa-siswi yang tergabung dalam Forum Anak Daerah (FAD) Bumi Angso Duo. Kegiatan ini digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi, bertempat di Aula DPMPPA, Jl. Samarinda No.1, Kelurahan Paal V, Kecamatan Kotabaru, Kamis (19/6/2025).
Bertindak sebagai narasumber dari TNI, Peltu Eddy Widiyanto menyampaikan materi seputar definisi radikalisme dan terorisme, faktor penyebab, bentuk-bentuk radikalisme yang bisa muncul di lingkungan sekolah, hingga strategi pencegahan yang bisa diterapkan pelajar.
“Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Ia tumbuh dari paham kekerasan dan bertujuan menciptakan ketakutan, mengintimidasi, serta mengganti sistem yang sah secara paksa. Pelajar harus paham dan waspada terhadap bentuk-bentuk penyusupannya,” tegas Peltu Eddy dalam paparannya.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Sekda Kota Jambi Drs. H. A. Ridwan, M.Si, Kepala DPMPPA Kota Jambi Drs. Hj. Noverintiwi Dewanti, ME, jajaran pejabat DPMPPA Kota Jambi, serta perwakilan dari Densus 88, AKP Sudiro, yang juga memberikan penguatan materi.
Sesi tanya jawab menjadi bagian penting dalam kegiatan ini, di mana para siswa aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan seputar isu radikalisme yang berpotensi menyasar anak muda melalui media sosial, pergaulan, hingga organisasi ilegal.
Kepala DPMPPA Kota Jambi menyatakan bahwa Forum Anak bukan hanya sebagai representasi suara anak, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat menyampaikan pesan-pesan positif kepada teman sebaya.
Diharapkan melalui kegiatan ini, para pelajar dapat memiliki bekal pengetahuan, keberanian, serta kesadaran kritis dalam menolak paham kekerasan dan menjaga lingkungannya tetap damai dan inklusif. Selain itu, kegiatan ini mempererat kolaborasi antara instansi pemerintah, TNI, kepolisian, dan masyarakat dalam menjaga generasi muda dari ancaman ideologi yang menyimpang.